Advan Vandroid X7: Tablet Lokal Citarasa Internasional

"Cintailah produk-produk Indonesia"

Begitulah, kira-kira slogan yang sering kita dengar dan dengungkan. Namun, apakah benar dengan mencintai saja?

sumber: googleimages
Perkenalkan, Advan Vandroid X7, produk lokal rakitan Semarang yang bercitarasa internasional.
Pada tanggal 3 Agustus 2015, bertempat di Fairmont Ballroom, Senayan, saya menghadiri undangan Advan Blogger Gathering bersama rekan-rekan Blogger Reporter Indonesia.

Acara dimulai dengan pembukaan dari Tjandra Lianto (Direktur Marketing Advan). Tjandra menginformasikan bahwa Advan adalah perusahaan gadget teknologi lokal di Indonesia tapi dengan citarasa internasional. Kenapa internasional? Karena misi Advan ingin memberikan kesempatan bagi segenap masyarakat Indonesia untuk menikmati perkembangan teknologi khususnya buatan lokal tanpa ketinggalan perkembangan teknologi saat ini.
Tjandra juga menekankan bahwa Indonesia harus bangga dengan produk buatan anak bangsa sendiri, dalam hal ini Advan. Contohnya masyarakat China yang bangga dengan produk Xiaomi nya. "Masyarakat China saja bisa bangga dengan produk buatan negaranya sendiri, kenapa masyarakat Indonesia tidak bisa!" cetus Tjandra.

Advan Vandroid X7 ini sudah dilengkapi Prosesor terbaru Intel Atom X3 serta memiliki baterai yang bertahan lama. Vandroid X7 memiliki RAM 1GB dengan ROM 8GB yang mampu menyimpan aplikasi dan data lebih banyak. Jadi calon konsumen tidak perlu risau tablet ini akan lemot atau cepat habis baterai. Desainnya efisien, sehingga mudah dibawa kemana saja dan modelnya tentu mengikuti perkembangan saat ini.

Jika Anda membeli Vandroid X7 ini otomatis sudah terisi pulsa Indosat Mentari gratis sebesar Rp. 240.000,- selama satu tahun. Pulsa ini bisa diakses internet kapan saja tanpa harus menunggu kuota internet malam seperti yang biasa dipromosikan provider telekomunikasi. 

Harga Vandroid X7 ini dibanderol dengan Rp. 1.099.000,-. Harga yang sangat ramah bagi konsumen Indonesia. Sesuai dengan misi Advan, "mencerdaskan masyarakat bangsa tanpa membebani masyarakat dengan harga tablet yang tinggi tanpa mengurangi kecanggihannya." (ste)

Launching Advan X7 bersama para blogger. dok.Pribadi

Blogger Reporter ID dan Emak2 Blogger. dok.Pribadi

Baca Buku Ingat Cipika Books

dokpri

Lebih pilih mana: ketinggalan buku atau ketinggalan telepon genggam pintar (smartphone) kamu?
Berani taruhan, pasti sebagian besar menjawab lebih memilih ketinggalan buku daripada smartphone kamu.

Teknologi semakin canggih, jika dulu ingin membaca buku harus rela pundaknya menahan beban ekstra selain isi tas lainnya, kini baca buku bisa di smartphone kamu. Adalah Indosat mengeluarkan aplikasi "Cipika Books", sebuah aplikasi di play store dimana kamu tak hanya bisa membaca buku, tapi juga bisa mempublikasikan bukumu sendiri. "Makin tinggi minat baca, ini membuat kami ingin menarik para pembaca tersebut untuk beralih dari buku fisik ke buku versi digital, agar lebih efisien, bisa diakses dimana saja dan kapan saja." papar Carlos (Division Head Cipika Books)

Cipika Books memiliki kurang lebih 3.000 judul buku baik penulis lokal maupun internasional. Cipika Books juga berkerjasama dengan penerbit-penerbit lokal. Apa keuntungan mengunduh aplikasi Cipika Books? Pertama-tama, kamu bisa gratis berlangganan selama sebulan. 

Mbak Wari (Cipika Books) -dokpri

Menurut mbak Wari, marketing communication Cipika Books, Cipika Books hadir sebagai bentuk apresiasi untuk cerdaskan kehidupan bangsa. "Semoga kehadiran Cipika Books bisa menginspirasi jutaan orang di dunia lewat kegiatan membaca," papar Wari.

dokpri



Saat Soft Launching (Kamis, 25 Juni 2015) Cipika Books di Sona Topas Tower Lt. 12A tersebut, hadir pula perwakilan dari penerbit lokal salah satunya penerbit Mizan yang diwakili oleh pak Syarif. Seperti yang telah saya sebutkan di atas, selain bisa baca buku, kamu juga bisa mempublikasikan naskah ceritamu sendiri ke dalam bentuk buku. Hal ini tentu tak terlepas dari peran penerbit lokal tersebut. Selain itu di Cipika Books ada pula fitur Social Engagement, dimana kamu bisa menginput kutipan dari buku yang menginspirasi kamu, selain itu kamu juga bisa lihat aktivitas teman kamu (buku terakhir yang sedang mereka baca).

Selain info tentang Cipika Books, ada pula pembagian hadiah kepada para undangan yang datang juga disuguhkan makanan berbuka puasa.

dokpri


Sekali lagi terima kasih kepada Blogger Reporter Indonesia (BRId) yang sudah memberikan saya kesempatan meliput Soft Launching Cipika Books. Selamat membaca, ingat baca buku ingat Cipika Books! 

: Jadikan Kaca Sebagai Gaya Hidup

Para Narasumber (ki-ka): Jonathan (Suwe Ora Jamu), Edwin Pranata (Realfood), Karin van Lieshout (Ffrash), Noer Wellington (OI) (dok.pribadi)


Kampanye untuk mengurangi penggunaan plastik dan styrofoam pasti sudah santer Anda dengar gaungnya. Namun, pernahkah terlintas di benak Anda untuk menjadikan media Kaca sebagai pengganti penggunaan plastik dan styrofoam? 

Selasa, 9 Juni 2015 yang lalu, saya berkesempatan mengikuti Glass Is Life Blogger Gathering di WIMO building, Kemang sebagai perwakilan dari Blogger Reporter Indonesia (BRId). Saya tertarik karena membaca deskripsi pada poster undangan yang dipublikasikan oleh mas Ahmed. Acara diawali dengan coffee break dan barbeque. Kemudian MC (Aldi dan Tessa) memanggil para blogger untuk menempati kursi yang sudah disiapkan. Narasumber pertama adalah Manager Marketing PT Owen Illinois (OI), Noer Wellington atau dipanggil Welli. Pak Welli menjabarkan sejarah singkat PT OI dan memperkenalkan sosok Michael J. Owens sebagai penemu mesin pembuat botol kaca sekitar tahun 1900. "Gelas itu tidak membahayakan juga tidak mempengaruhi keaslian rasa makanan atau minuman yang dikemasnya," ujar Welli.

(dok.pribadi)
(dok.pribadi)


Narasumber kedua adalah Karin van Lieshout, seorang wanita berkebangsaan Belanda yang memiliki kepedulian tinggi terhadap anak-anak jalanan di Indonesia. Karin yang merupakan seorang desainer yang mencetuskan sebuah brand bernama "Ffrash" yang merupakan kombinasi dari kata "trash" dan "fresh", motto Ffrash ini terbilang unik, yaitu "Then trash became Ffrash". Karin dan dua temannya, Guido Ooms dan Celine van Raamt menggerakan anak-anak jalanan (dari pemahaman penulis di daerah Pelabuhan Sunda Kelapa) berkreasi memanfaatkan botol bekas menjadi jam dinding, vas untuk tanamanpun didesain unik. Selain menularkan kreativitas bagi anak-anak tersebut, Karin juga mengajarkan keterampilan lain kepada anak-anak diantaranya, pelatihan bahasa Inggris, pembekalan ilmu pemasaran dan keuangan demi memupuk rasa percaya diri dalam diri anak-anak jalanan tersebut.
(dok.pribadi)
Karya Ffrash (dok.pribadi)

"Statistik menunjukkan 62% wanita di Indonesia akan membeli produk ramah lingkungan meskipun harus ekstra merogoh kocek lebih dalam." Papar CEO Realfood, Edwin Pranata. Edwin berkeinginan memperkenalkan produk lokal ke kancah internasional. Untuk memenuhi standar penyajian yang baik, kaca dianggap Edwin memenuhi kriteria tersebut. Edwin memilih kaca untuk kemasan produk yang diproduksinya karena berawal dari keprihatinan akan tingginya penggunaan plastik kemasan di Indonesia. "Di luar negeri (Australia), masyarakatnya lebih memilih kemasan kaca daripada plastik. Selama ini pola pikir anak muda adalah kaca itu berat, susah dibawa, padahal keuntungan penggunaan kaca adalah ramah lingkungan." Ujar Edwin

dok.pribadi

Narasumber terakhir adalah sosok sukses yang berhasil mengembangkan produk lokal pula yaitu Jamu, adalah Jonathan si inspirator dibalik suksesnya brand Suwe Ora Jamu (SOJ). 

dok.pribadi

Jonathan menargetkan idealismenya yaitu membumikan penggunaan kaca terhadap anak muda. Suwe Ora Jamu sendiri memiliki kampanye memberikan uang Rp 2.500,- bagi konsumen SOJ yang mengembalikan botol kemasan SOJ. Tetapi belakangan botol kemasan SOJ sedikit yang kembali karena konsumen lebih memilih mengoleksinya. "Saya senang Jamu, saya yakin apa yang saya lakukan (penggunaan kaca) akan menular juga ke orang lain, khususnya anak muda." tutup Jonathan.

Selain pemaparan materi tentang penggunaan kaca dari para narasumber, ada pula pembagian doorprize dan hadiah utama liburan ke Bali. (ste)

powered by Blogger WordPress by X file